Merdeka Dari Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran Hutan dan Lahan agaknya sudah menjadi bahasan biasa bagi masyarakat yang berkecimpung pada dunia lingkungan hidup. Bulan ini tercatat ada 2 isu besar Nasional maupun Internasional terkait isu lingkungan ini yakn kebakaran hutan di Hawaii dan Kualitas Udara jakarta yang buruk.

Bertepatan dengan bulan Kemerdekaan ini patutlah menjadi harapan bagi kita semua untuk meraih merdeka dari kebakaran hutan dan lahan. Hal ini juga harusnya bukan hanya diyakini saja namun harus dilestarikan dan direalisasikan bersama-sama melalui gerakan #BersamaBergerakBerdaya.

Tercatat pertanggal 15 Agustus 2023 ini, terantau Jakarta memiliki AQI sebesar 156 dengan arti TIDAK SEHAT menyambut beberapa berita kualitas udara Jakarta sangat buruk seperti menghirup 112 batang rokok dalam satu hari. Apa penyebabnya? Sudah pasti polusi dan rendahnya nilai karbon. Untuk itu cara kita menyumbangkan udara yang bersih pada lingkungan hidup kita sendiri dengan cara me

Pantau Gambut menemukan dugaan terjadinya karhutla pada area KHG berada pada 29 lokasi selama Januari hingga Mei 2023. Dari sebanyak 29 lokasi tersebut, sebanyak 10 lokasi berada hanya pada bulan Mei. Hal ini menunjukkan bahwa setelah memasuki musim kemarau dan fase El Nino, kerentanan karhutla di Indonesia semakin meningkat. 

pantaugambut.id

Lahan Gambut

Indonesia memiliki lahan gambut terluas didunia. Gambut sendiri adalah jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan atau penumpukan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah. Tanah gambut adalah jenis tanah yang berasal dari bahan induk organik, seperti hutan atau rumput rawa.

Lahan gambut sangat unik karena memiliki tingkat daya serap air yang sangat tinggi. Gambut memiliki kemampuan menyerap dan menyalurkan air hingga 100% – 1300% dari bobot keringnya sedangkan tanah mineral hanya mampu menyerap 20% – 30%. Hal tersebut disebabkan karena pori-pori tanah gambut sangat besar sehingga air dapat terserap dengan mudah. 

Lahan gambut sendiri memiliki karakteristik yang sangat rentan terhadap kebakaran hutan karena karakteristik spesifik yang berbeda dengan tanah mineral pada umumnya. Perbedaan karakteristik tersebut dapat ditinjau dari sifat fisika, kimia dan biologi tanah sehingga sangat sensitif terhadap kebakaran hutan seperti (Sumber : pantaugambut.id):

  1. Terbentuk dari material organik. Terbentuk dari akumulasi material organik yang terkomposisi secara tidak sempurna. Lahan gambut terbentuk dari material-material organik seperti serasah, ranting pohon, akar pohon, dan kayu yang tidak membusuk secara sempurna sehingga menumpuk dan membuat lapisan gambut.
  2. Porositas Tinggi. Tanah gambut memiliki sifat porositas (berrongga) yang sangat tinggi antara 70%-90% dibandingkan dengan tanah mineral yang hanya mencapai angka 48%-80% saja.
  3. Memiliki tingkat keasaman ASAM dengan nilai pH < 4.
  4. kadar keasaman di lahan gambut sangat asam (pH<4) yang membuat tingkat kesuburannya pun rendah karena unsur hara makro dan mikro (P, K, Ca, Mg, Cu, Zn, Mn, dan Fe) yang cenderung rendah dibandingkan tanah mineral.
  5. Miskin kandungan unsur hara, meliputi rendahnya unsur hara makro (P, K, Ca, Mg) dan mikro (Cu, Zn, Mn, Fe). Hal ini menyebabkan hanya beberapa jenis tumbuhan tertentu saa yang dapat hidup di lahan gambut

Peran Penting Lahan Gambut

Ada beberapa peran penting lahan gambut meliputi :

  1. Mengurangi dampak bencana alam. Seperti Banjir dan kemarau karena daya serapnya yang tinggi membuat gambut berfungsi sebagai tandon air. Gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya.
  2. Menunjang perekonomian masyarakat lokal. Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.
  3. Habitat untuk keanekaragaman hayati. Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.
  4. Sebagai penjaga perubahan iklim. Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu, dikeringkan atau mengalami alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.

Upaya Untuk Menghentikan KARHUTLA Gambut

Melihat tabel area KHG rentan KARHUTLA tahun 2023 ini membuat kita semakin berkaca bagaimana aksi nyata kita membuat lahan-lahan gambut di Indonesia ini bisa lestari dan tetap terjaga dari kebakaran hutan. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.

PEMADAMAN

Proses pemadaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Pembuatan sekat bakar, yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran;
  2. Pemadaman manual dengan mobil pemadam kebakaran dan tangki air;
  3. Water bombing, yakni menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api;
  4. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar.

PENANGANAN PASCA KEBAKARAN LAHAN GAMBUT

  1. Penanganan pasca kebakaran adalah semua usaha. Tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar.
  2. Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan mengenai restorasi gambut.
    Melakukan restorasi gambut (rewetting, revegetation, revitalitation) yang telah terdegradasi serta monitoring

Eco Blogger Squad merupakan wadah bagaimana sekumpulan blogger yang berperan andil menyuarakan isu-isu lingkungan hidup yang ada di Indonesia ini. Bukan tanpa alasan, tepat bulan ini EBS 2023 mengadakan gathering mengenai lingkungan bertema KARHUTLA (Kebakaran Hutan dan Lahan).

Agaknya memang sudah menjadi kewajiban kita disini untuk menyuarakan isu-isu lingkungan bahwa isu demikian bukan menjadi halangan semua orang.

You Might Also Like

Leave a Reply