Menjaga Hutan Kini Dan Nanti

Sadar gak sadar, selama hidup di Surabaya versi Lite ini saya banyak menyimpulkan dampak polusi kota Surabaya di kota saya loh. Cuaca Sidoarjo pun tak baik-baik saja, sebelas-dua belas dengan Surabaya yang akrab dengan angka sekitar 32 °C atau lebih sedikitTak heran jika Sidoarjo terdampak polusi dan terik Surabaya karena memang berdampingan dan berkontribusi secara langsung dengan Surabaya.

Laporan terbaru Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat PERTAMA sebagai negara paling berpolusi di Asia Tenggara. Sedangkan peringkat dunia Indonesia menduduki peringkat KEDUA. Miris ya? Ya, mau bagaimana lagi kita juga juga secara tidak langsung berkontribusi terhadap segala perubahan cuaca, udara dan iklim Indonesia saat ini.  

0 µg/m³

Jakarta - DKI Jakarta

0 µg/m³

Surabaya - Jawa Timur

0 µg/m³

Palembang - Sumatera Selatan

0 µg/m³

Bandung - Jawa Barat

0 µg/m³

Makassar - Sulawesi Selatan

0 µg/m³

Semarang - Jawa Tengah

Indonesia mengalokasikan 120 juta hektare atau 64% dari luas daratannya sebagai Kawasan Hutan. Sedangkan sebagian besar daratan sisanya berupa Bukan Kawasan Hutan, yang dikenal sebagai Areal Penggunaan Lain (APL).

Hutan Indonesia merupakan tiga besar tutupan hutan terluas di dunia dengan luas mencapai 142 juta hektare (ha) di tahun 2020. Sementara hutan terluas di dunia berada di hutan Amazon (468 juta ha) kemudian Cekungan Kongo (188 juta ha). Ini merupakan satu prestasi membanggakan mengingat hutan merupakan salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan sorotan dan perhatian lebih dari negara lain karena predikat Paru-Paru Dunia pada hutan tropisnya. Selain itu Indonesia juga menjadi salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia, dengan keunggulan hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.

Fakta Menarik Tentang Hutan Indonesia

Kekayaan sumber daya alam Indonesia memang terkenal luar biasa membuat Indonesia menjadi salah satu Negara paling beruntung di dunia. Salah satu keberuntungan itu adalah luasnya hamparan hijau hutan tropis dan hutan hujan (Rain Forest), yang mayoritas terdapat di pulau Kalimantan dan papua. 

Taukah kamu?

Indonesia memiliki 13 tipe ekosistem daratan dan 6 tipe ekosistem perairan (termasuk ekosistem perairan darat dan ekosistem perairan laut). Sembilan belas tipe ekosistem tersebut kemudian terbagi menjadi 74 tipe vegetasi.

Selain itu Indonesia juga memiliki beberapa satwa liar yang tidak dimiliki negara lain meliputi harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan Sumatra (Pongo  abelii), Anoa (Bubalus quarlesi) di Sulawesi, Komodo (Varanus komodoensis) di Nusa Tenggara Timur dan Cendrawasih (Paradisaea  apoda) di Papua. Spesies fauna tersebut tidak hanya merupakan lambang keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga sangat dicintai, baik di Indonesia maupun global.

  • Hutan seperti supermarket

    menyediakan semua hal yang kita butuhkan terutama dalam bentuk makanan. Dari yang mentah sampai matang, mulai dari rempah-rempah hingga buah-buahan segar dan matang siap makan

  • Hutan Sebagai Asuransi Jiwa

    Bagaimana jika suatu saat nanti hutan menghilang? Sumber kehidupan masyarakat yang mmasih tergantung pada apa yang ada pada hutan akan lenyap seketika dan tak bisa digantikan dengan apapun dibumi ini.

  • Hutan sebagai sumber air

    Sumber penghidupan, karena sebagian besar kehidupan kita sudah dicukupi dengan air. Pasokan air bersih yang paling baik dan bersih berasal dari hutan loh

  • Hutan sebagai Superman

    Bayangkan jika tidak ada hutan bagaimana alam bisa beradaptasi terhadap cuaca dan polusi yang siap menyerang lingkungan kita kapan saja.

  • Hutan sebagai penyimpan karbon terbesar

    Hutan sendiri bisa menyerap sekitar 2 milyar ton karbondioksida setiap tahunnya. Hal ini berguna saat terjadi deforestasi hutan maka hutan akan melepaskan karbondioksida.

  • Hutan sebagai penyembuh mental

    Ya.. jangan heran jika anak muda jaman sekarang kebutuhan healingnya lebih banyak di hutan karena hutan sendiri memiliki nyawa yang tidak bisa digambarkan sebagai bentuk healing alami bagi manusia.

Skenario Buruk : Hidup Tanpa Hutan

Hutan memiliki peran yang sangat besar dan penting bagi tatanan kehidupan manusia di muka bumi ini. Bukan hanya manusia, hutan juga memiliki andil terhadap kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan. Karena hal ini hutan menjadi penentu kelangsungan hidup dunia kedepannya. 

Jika banyak hutan yang gundul maka secara otomatis akan membuat lapisan ozon semakin menipis, lapisan ozon ini berfungsi sebagai pelindungi bumi dari sinar Ultraviolet atau sinar matahari secara langsung. Fungsi hutan pada lapisan ozon bisa dianalogikan sebagai penyedia pohon yang berfungsi sebagai penetralisir udara yang ada di Bumi. Ketika hutan- hutan digunduli maka proses penetralisasi udara akan sulit dilakukan. Produksi karbon akan sulit dikendalikan, hal itu akan menyebabkan cepatnya proses penipisan lapisan ozon.

Selain itu, berkurangnya pohon di hutan juga berpengaruh pada polusi udara yang ada di bumi. Dengan berkurangnya pohon maka bumi tidak ada persediaan oksigen yang cukup untuk menganggulangi polusi di udara. Akibatnya lapisan ozon di bumi semakin menipis dan mempengaruhi kualitas kesehatan manusia di bumi salah satunya adalah pemanasan global.

Hutan juga adalah pelindung bumi dari pemanasan global yang diakibatkan oleh sinar matahari. Sedangkan pemanasan global sendiri memiliki dampak buruk bagi manusia salah satunya adalah menimbulkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan berpotensi kematian akibat dari meningkatnya suhu bumi, krisis air bersih karena sumber-sumber air sudah tercemar, naiknya permukaan air laut yang membuat pulau-pulau kecil tenggelam dan lainnya.

Bayangkan jika kita hidup tanpa hutan, maka semua mimpi buruk hutan Indonesia akan terjadi dalam waktu dekat, cepat atau lambat. Belum lagi potensi Forest Healing di Indonesia akan semakin berkurang, padahal keberadaan forest healing juga berpengaruh sangat penting bagi masyarakat urban dengan segala kondisinya. 

Daya serap polusi sudah semakin berkurang, suhu bumi semakin panas, sumber air tercemar, flora dan fauna sebagai penduduk asli hutan absen di rumah sendiri sudah bisa menjadi penilaian bahwa hutan kita sudah tidak layak menjadi Forest Healing dengan pemandangan alam yang asri dan menenangkan di masa depan. 

Leave a Reply

©2023 Built with Pride and Tea by Mbak Liya