Hai, aku Mbak Liya

Let’s talk about study

Akan sangat mudah jika semua anak bangsa melek literasi. Akan sangat menyenangkan jika anak bangsa sangat peka terhadap pentingnya belajar. Tidak hanya sebatas sebagai penunjang pendidikan formal, belajar juga harusnya menjadikan anak bangsa lebih berdaya kedepannya. 

Meskipun masa depan tidak melulu dipandang dari pendidikan formal namun kepekaan anak bangsa terhadap intelektual bisa didapatkan dari mana saja. Karena bagi saya melek secara intelektual akan mempengaruhi bagaimana pola pikir dan pandangan kita terhadap kehidupan selanjutnya. 

Siap melek intelektual dan melek literasi? Siapkan dulu amunisinya disini!

Pendidikan Untuk Negeri

Di antara 275,36 juta penduduk Indonesia yang dicatat oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), ternyata hanya 6 persen yang sudah mengenyam pendidikan tinggi. Pasalnya, pendidikan merupakan elemen penting yang bisa memutuskan rantai kemiskinan di Indonesia melalui terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Namun kenyataannya, data yang dikeluarkan oleh Katadata per Juni 2022 menunjukkan bahwa masih ada 23,61 persen setara 65 juta penduduk yang belum atau tidak sekolah. Kesenjangan jelas terlihat dari persentase penduduk yang menamatkan SMA/SLTA/Sederajat sebesar 20,89 persen atau 57 juta. Sementara proporsi partisipasi di D1 dan D2 hanya 0,41 persen setara 1 juta penduduk.

Artinya, memang tidak banyak orang yang memilih melanjutkan pendidikan tinggi usai mengenyam pendidikan sampai SMA/SLTA/Sederajat. Bahkan masih banyak pula penduduk yang tidak tamat SD sebesar 11,14 persen setara 30 juta jiwa. Tamatan SD sebesar 23,4 persen atau 64 juta jiwa.

Dapat kita lihat pada zaman dewasa ini, kita sebagai generasi milenial telah banyak mengalami transisi menuju dunia modernisasi dan perkembangan zaman serta kemajuan dunia. Dimana remaja Indonesia sebagai penerus cita-cita bangsa dan penerima tongkat estafet kepemimpinan, haruslah mampu berfikir terbuka serta memiliki jiwa semangat belajar untuk mampu memberikan dedikasi serta pengabdian profesi demi kemajuan bangsa dan negara. Sayangnya generasi muda saat ini justru mengalami fase dimana mereka acuh terhadap pendidikan dan menurunnya minat belajar yang ditimbulkan oleh banyak faktor pendorong. Ada dua faktor yang menyebabkan menurunnya tingkat belajar anak, yaitu faktor internal (dari dalam diri anak) dan eksternal (dari luar diri anak). Faktor dari dalam muncul atas kesadaran diri anak sendiri bahwa belajar sebagai hal yang penting untuk kesuksesan dirinya dimasa mendatang.

Hal yang lain adalah kondisi anak yang kurang stabil seperti kesehatan anak, kurangnya sosialisasi dengan masyarakat atau lingkungan sekitar, serta rendahnya minat untuk berinteraksi dengan guru. Sedangkan faktor dari luar adalah kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua sebagai pendorong anaknya dalam mengenyam pendidikan. Orang tua terkadang lebih mementingkan pekerjaannya tanpa memperhatikan perkembangan anak dalam menuntut ilmu, sehingga kewajiban orang tua sepenuhnya diserahkan kepada guru tanpa adanya pengawasan khusus secara pribadi. Kemudian lingkungan sekolah yang kurang kondusif seperti keramaian dikelas saat guru sedang mengajar menyebabkan mereka tidak fokus dalam menerima materi yang disampaikan guru. Karena seorang anak tidak akan jauh dari yang namanya bermain, jika anak terlena dengan bermain secara terus menerus di lingkungannya, hal ini dapat memicu anak lalai dengan kewajiban untuk belajar.

Untuk mengatasi masalah yang muncul dari faktor tersebut, peran lingkungan, keluarga, dan guru harus mampu mengatasi faktor yang menyebabkan menurunnya semangat belajar anak. Perhatian keluarga terutama orang tua merupakan hal utama dalam membangun motivasi semangat belajar, karena orang terdekatlah yang mampu merubah karakter seseorang.  Orang tua sebagai orang terdekat harus dapat memberikan penjelasan mengenai hal yang baik dan juga buruk bagi anak. Mereka harus menjadi orang terdekat yang selalu ada dan mendengar keluhan dari anak. Selain itu, orang tua harus memberikan contoh perilaku yang baik, dan harus bisa menjaga perilaku anak di lingkungan pergaulannya.

proyeksi Pendidikan

Skema Pendidikan Di Indonesia

Pada dasarnya pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga merupakan sarana yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dalam diri serta membangun suatu karakter. Dengan pendidikan, manusia akan memiliki kecerdasan yang berguna bagi dirinya bahkan sekitarnya, serta bisa mengubah taraf penghidupan yang lebih layak.

Fakta bahwa kondisi pendidikan di Indonesia belum juga berada pada level yang dikatakan baik. Semua berawal dari permasalahan klasik, khususnya mengenai isu rendahnya kemampuan sumber daya manusia menjadi pokok persoalan tahunan yang belum juga bisa diselesaikan semudah emmbalikkan telapak tangan.

Merdeka Belajar : Dawuh Tentang Pendidikan

Istilah pendidikan secara umum adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke selanjutnya. Di dunia ini terdapat banyak sekali jenis pendidikan yang bisa ditemukan, serta tujuan utamanya adalah agar memberikan manfaat bagi sesama manusia. Menjadi bekal khusus untuk kesiapan menghadapi masa depan.

Pendidikan sebagai katalisator untuk memajukan bangsa karena bangsa yang maju ada ditangan orang yang berpendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek fundamental dalam membangun peradaban bangsa. Dengan pendidikan yang baik yang didapatkan oleh anak-anak generasi bangsa, mereka akan mengubah bangsa kita menjadi bangsa yang kuat dan bangsa yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Masa depan bangsa ada ditangan masyarakat yang berpendidikan. Oleh karena itu, sangat penting mengemban pendidikan yang baik agar bangsa ini menjadi bangsa yang maju. 

Sejak pandemi 2020 lalu aktifitas pendidikan di Indonesia semakin kacau dan menjadi macet, pendidikan formal mengalami kendala. Masyarakat termasuk juga lembaga sekolah terlihat gagap dalam melakukan inovasi demi memastikan seluruh peserta didik tetap menikmati layanan pendidikan yang baik, bahkan ketika PSBB dan PPKM berlangsung. 

Jauh sebelum ramai Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Makarim Ki Hajar Dewantara pernah mencanangkan tentang Merdeka Belajar, apa sih sebenarnya ? Jadi Merdeka belajar ini adalah, menuntut anak untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Ada tiga faktor yang mempengaruhi Merdeka Belajar yang mana dikenal sebagai Tri Pusat Pembelajaran diantaranya adalah :

  1. Lingkungan Keluarga, sebagai tonggak utama pendidikan anak dalam rumah
  2. Lingkungan Sekolah, sebagai jembatan anak mencapai pendidikan formalnya
  3. Lingkungan Masyarakat, sebagai wadah pendidikan non formal anak bangsa.

Melalui merdeka belajar diharapkan bisa memberikan kemandirian dan kemerdekaan di lingkungan pendidikan. Tujuannya, agar lingkungan pendidikan bisa menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Merdeka belajar menjadi penting di saat pandemi Covid-19 saat ini, yang mengharuskan anak-anak melakukan pembelajaran dari rumah.

Merdeka Belajar dengan Bimbingan Belajar

Bimbingan Belajar Lagi Happening

Ilmu merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu. Tentunya menimba ilmu tidak hanya bisa dilakukan di sekolah atau universitas, namun bisa di mana saja dan dari siapa saja. Melalui bimbingan belajar yang didapatkan dari berbagai sumber yang mana harapannya anak bangsa bisa menerima ilmu dengan lebih maksimal selain pada pendidikan formal di lembaga sekolah.

Bimbingan belajar sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara memberikan bantuan pada peserta didik agar dapat mencapai prestasi akademik atau hasil belajar yang lebih maksimal di lembaga atau tempat mereka menimba ilmu.

Sejarah Bimbingan Belajar

Pendidikan merupakan institusi yang paling penting bagi kelangsungan hidup manusia. Menurut Undang – Undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003, jalur pendidikan dapat dibagi atas 3 jalur yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Dan bila ditinjau dari jalur yang telah disebutkan dalam UU No.20 tahun 2003 maka dapat disimpulkan bahwa lembaga bimbingan belajar termasuk jalur pendidikan non formal karena pengertian dari pendidikan non formal menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah semua pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan. Bagi masyarakat Indonesia, kehadiran pendidikan non formal tentu saja di latar belakangi oleh adanya angapan bahwa pendidikan formal dirasa sudah tidak efektif lagi dalam pembelajaran bagi sang siswa dan pendidikan formal yang semakin terperinci hanya akan menjadikan seseorang untuk dapat menguasai beberapa bidang tertentu. Perkembangan pendidikan non formal terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, yang hingga saat ini perkembangannya dapat kita lihat melalui munculnya banyak lembaga pendidikan non formal baik berupa kursus maupun bimbingan belajar yang berada di kota Medan ini sendiri maupun di seluruh Indonesia. 

Dalam sejarah perkembangan pendidikan non formal hingga saat ini, perkembangan pendidikan non formal di Indonesia terdiri atas beberapa periode, yakni periode masa sebelum pejajahan, masa penjajahan, masa awal kemerdekaan masa agresi, orde pembangunan dan masa reformasi. Adanya keperiodisasian waktu tentunya memaksa pendidikan non formal untuk terus berkembang mengikuti perkembangan yang telah ada 11 sehingga yang pada akhirnya memunculkan beberapa lembaga bimbingan belajar di Indonesia. Kemunculan lembaga bimbingan belajar sesudah masa reformasi mendapat dukungan yang cukup besar dari masyarakat Indonesia yang ditandai dengan munculnya semangat dari para siswa yang berlomba-lomba untuk masuk dan duduk di PTN favorit mereka.

Apa saja sih 

Manfaat Bimbingan Belajar

Membantu Anak Menyerap Pelajaran dengan Lebih Mudah

Sudah bukan rahasia jika setiap anak memiliki kecakapan yang berbeda. Sehingga, ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan guru di sekolah, hal ini bukan semata-mata kesalahannya. Namun, bukan berarti masalah ini juga harus dibiarkan begitu saja. Dengan mengikuti bimbingan belajar, anak bisa dibantu untuk memahami materi pelajaran secara lebih optimal. Mereka akan dipandu untuk menghadapi kesulitan yang dialami di sekolah, sehingga dapat mengejar materi yang diberikan guru.

Membantu merencanakan alur pendidikan yang ingin ditempuhnya.

Kegiatan bimbel berfungsi untuk meningkatkan kemampuan anak memahami materi yang belum dimengerti. Meneguhkan mental anak untuk siap menghadapi ujian dengan hasil maksimal

#JanganTakut

Rasa takut seringkali lebih mendominasi para pelajar, umumnya ketakutan-ketakutan mereka bersumber dari ekspektasi atas kemungkinan buruk di masa depan. Sayangnya tidak banyak orang yang melek akan hal itu. Ruang Guru melalui Brain Academy sudah sejak lama menjawab setiap ketakutan-ketakutan yang ada. Takut tidak bisa masuk kampus impian? Takut tidak bisa menyelesaikan tugas ujian dan semacamnya.. 

Secara garis besar Brain Academy adalah lembaga Bimbingan Belajar secara Online ataupun Offline yang sudah tersebar diseluruh penjuru negeri. Pelopornya adalah Ruangguru yang sudah berjalan sejak tahun 2019

Total ada sekitar 72 cabang yang sudah tersebar di Indonesia. 23 cabang di Jabodetabek, 20 cabang di Jawa, 18 cabang di Sumatera, 2 cabang di Bali, 3 cabang di Kalimantan, 6 cabang di Sulawesi.

Kita doakan semoga Brain Academy segera buka cabang di Papua, NTT dan NTB yaa.. 

Belajar Sendiri di Rumah

Jangan Seperti Mbak Liya

“Whoever neglects learning in his youth, is lost for the past and is dead for the future.”

Euripides

Gak tau Informasi Bimbel

Dulu, Mbak Liya sempat mondok ceritanya. Selama masa study di pesantren Mbak Liya ndak kepikiran maunya gimana setelah tamat sekolah nanti. Ndak kepikiran harus masuk kampus mana yang penting bisa kuliah pun alhamdulillah. Saking gak kepikirannya, cari info untuk masuk kampus pun ndak tau. Apalagi nyari bimbel-bimbel untuk menunjang pendidikan seperti jaman sekarang untuk menunjang masuk SBMPTN atau SNMPTN. Miris ya? IYAAAA 😭😭

Masuk Kampus Swasta

Setelah memberanikan diri apply pendaftaran kuliah akhirnya keterima juga di kampus swasta besar di Malang (iyaa itu yang ada DOME nya. Hahaha) 

Alhamdulillah bisa kuliah saja intinya.

Kehabisan Waktu

Setelah S1 lulus dari kampus swasta, akhirnya Mbak Liya memberanikan diri daftar kuliah lagi untuk jenjang PascaSarjana di kampus Negeri. Tapi sayangnya sudah ketinggalan lagi vibes persiapan kuliah seperti jaman S1 dulu. Ndaapa yang penting bisa kuliah di kampus Negeri kan? Apalagi ini salah satu kampus impian Mbak Liya sejak SD.

Brain Academy sejatinya menyusun konsep Bimbingan Belajar Hybrid jadi wajar saja jika Brain Academy saat ini banyak diminati khususnya untuk persiapan masuk PTN. Staff pengajarnya juga tidak main-main, Brain Academy sudah menyiapkan guru-guru terbaik yang telah diseleksi ketat dari berbagai sekolah, bimbel, dan PTN ternama dengan pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun juga pastinya berprestasi ditingkat Nasional maupun Internasional.

Untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ), Brain Academy mengeluarkan Brain Academy Online yang memberikan layanan bimbel online interaktif dengan live teaching bersama Star Master Teacher. Dilengkapi dengan klinik PR, konseling privat online, modul belajar lengkap, dan berbagai fitur lainnya.

Sedangkan untuk pembelajaran secara tatap muka sudah bisa diakses di beberapa kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya, Malang, Semarang, Makassar, Manado, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan dan lainnya. Untuk menunjang kenyamanan belajar Brain Academy juga menyediakan Smart Clasroom yang mana sudah disediakan Wifi dan platform Ruangguru sebagai media e-learning interaktifnya.

Kenapa Memilih Brain Academy?

Tidak ada brand yang memberikan pelayanan setengah-setengah, tentu Brain Academy memberikan pelayanan yang sangat optimal dan menunjang kebutuhan orang tua dan murid secara berkualitas. 

Mbak Liya Ngomongin Bimbingan Belajar

Jaman dulu, orang kampung seperti saya memiliki cara belajar yang sama seperti anak muda sekarang yaitu melalui bimbingan belajar sudah ada di kampung-kampung. Pengajarnya adalah salah satu pemuda berpendidikan tinggi bisa dari kenalan atau memang dia sudah terkenal di kampung sejak dulu. Biasanya dia adalah anak orang berpengaruh ataupun anak tokoh masyarakat yang kebetulan memang bisa mengajari anak-anak desa belajar. Bermodalkan pendidikan tinggi saja semuanya bisa dilakukan ketika di kampung, makhlum saja memang kenyataannya orang kampung belum bisa meraba seberapa dampak pendidikan tinggi untuk masa depan anaknya. Dengan berbekal tas ransel isi buku-buku mata pelajaran yang tebal dan berat saya beserta teman-teman di kampung sangat bersemangat untuk belajar bersama. Bayarnya bagaimana? Hanya dengan Rp. 500,- perhari kami sudah bisa belajar semalam suntuk awal tahun 2000-an lalu. 

Minusnya, pemahaman kami hanya sebatas penyelesaian PR harian saja atau bahkan pembelajaran waktu dan hari itu saja. Tidak mendapatkan insight tambahan dari pengajarnya. Pengajar hanya membantu kita mentranslate ketidak pahaman kami dalam mengartikan setiap maksud dari soal-soal yang ada. Mereka hanya memberikan kunci jawaban bagaimana dan apa yang diminta oleh buku yang sedang kita hadapi ini. 

Padahal, yang kami inginkan setelah belajar bersama pada bimbingan belajar tadi adalah bagaimana kita bisa memahami dan mempraktekkan ilmu yang kita dapatkan. Lebih tepatnya lagi ada semacam goals yang bisa kita raih jika kita melakukan belajar secara intensif. Kami hanya dicekoki materi-materi sesuai dengan buku, bukan dengan wawasan keilmuan pengajarnya. Makhlum saja terkadang background pendidikan pengajarnya pun bertabrakan dengan materi pelajaran yang kami pelajari waktu itu. 

Bimbingan belajar akan semakin berkesan jika di mata saya mereka memberikan wawasan sesuai bidang keilmuan yang ada. Syukur-syukur mereka memberikan wawasan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, atau bisa saja pengajar memberikan tips dan trik bagaimana cara mengerjakan soal-soal yang rumit menjadi sangat menyenangkan dan ‘nagihin’. 

Brain Academy sudah menjawab semua keresahan saya selama ini. yang jelas tagline “JANGAN SEPERTI MBAK LIYA” sudah terwakilkan lewat Brain Academy, mereka mampu memberikan kontribusi positif ditengah kebutuhan masyarakat Indonesia yang sudah melek intelektual dan literasi. Orang tua juga sudah dituntut untuk melek terhadap pendidikan anak mereka. Secara keseluruhan Brain Academy sudah sangat maksimal menyediakan pelayanan pendidikan non formal untuk mendukung MERDEKA BELAJAR

Brain Academy juga bukan lagi brand kemarin sore yang baru saja memulai debutnya sebagai aktor Bimbingan Belajar di Indonesia. Dibawahi oleh Ruangguru seharusnya kita sudah bisa meraba bagaimana brand image yang sudah mereka hasilkan. Tentu bagi saya sebagai salah satu penikmat pendidikan di Indonesia sangat mendukung program-program belajar semacam ini. Inisebagai bukti bahwa Indonesia tidak kekurangan inovasi dalam menjawab setiap tantangan jaman terlebih pada bidang pendidikan. 

Leave a Reply

©2023 Built with Pride and Tea by Mbak Liya