Satu Lelaki

Dari ratusan lelaki yang pernah kukenal
Mbak Liya
Ada satu lelaki yang tau caranya meredam cemburuku
Ada satu lelaki yang tau caranya meredam amarahku
Tapi, aku bingung bagaimana cara membalas cintanya itu
Kata pepatah, cinta akan datang dengan sendirinya. Selepas patah hati yang berat dan besar itu kini aku tersadar bahwa mencintai lagi bukan hal yang mudah. Hatiku sudah sepi dan berantakan, pinggiran sungainya agak mengering dan ketika kau pijaki lagi mungkin tanah tandusnya akan mulai runtuh ke dasar sungainya. Jika memang ingin mengibaratkan hatiku sebentuk sungai mengalir.
Baru-baru ini ku menyadari itu, ketika sebelumnya ku anggap hatiku sebentuk genangan air yang keruh, kotor dan bau. Setelah kedatangan kembali lelaki ajaib yang mengubah cara pandang dan berpikirku tentang dunia. Dia tak pernah berjanji membahagiakanku tapi aku tau dari caranya bahkan ketika berbicara dengannya sudah cukup menenangkan hatiku. Dia paham caranya.
Hingga bekas api dan sayatan dihatiku mengering, aku masih menganggapnya sama. Peneduh kacaunya pikiranku.
Bukan tentang parasnya, tapi tentang hatinya yang selalu bisa mentransfer kebaikan meredam gemuruh otak dan pikiranku.
Beberapa hari lalu aku menyadari bahwa ini bukan cinta namun ini sebentuk kasih yang Tuhan pilih untuk ku pelihara lagi. Bukan semacam Owl ataupun Hortensia Ungu, dia sebentuk lelaki yang dalam jiwanya tak pernah mati menyemai. Baru kudapati lelaki macam ini ada di hidupku.
Jika memang bisa memilih, bolehkah dia saja yang mengistirahatkan deru pikiran dan perasaanku ini? Jika boleh meminta, ya Tuhan bolehkan aku hidup dengannya hingga ribuan tahun nanti?Dan akan selalu kugenggam erat tangannya hingga nanti dan sampai kehidupan selanjutnya.
Leave a Reply