Berkenalan dengan Forest healing, pertama kali muncul di Korea Selatan tahun 2010 dengan total kunjungan sekitar 2 juta jiwa sejauh ini. Jumlah pengunjung ke pusat Forest Healing telah meningkat pesat dari waktu ke waktu tercatat mencapai 76.000 pengunjung pada tahun 2010, 1,15 juta pengunjung pada tahun 2014 dan 2,27 juta pengunjung 2019. Namun, Forest Healing di Korea Selatan ini bukan murni healing di hutan (seperti di Indonesia) melainkan hanya sekedar healing di Hutan Kota.
Forest healing ini lebih bisa dimaknai dengan aktivitas yang dilakukan oleh manusia atau sekelompok orang untuk meningkatkan imunitas tubuh secara mental dengan memanfaatkan berbagai elemen yang ada pada hutan untuk menyembuhkan termasuk dapat memulihkan stress. Konsep forest healing ini memanfaatkan interaksi manusia dengan alam dan membiarkan panca indera manusia terhubung dengan ekosistem sekitar.
Faktanya, peminat foret healing ini biasanya berasal dari masyarakat Urban/Perkotaan. Biasanya didominasi oleh pekerja dan manusia yang memiliki produktifitas tinggi di kota. Mengapa forest healing ini menarik perhatian mereka? Karena kecenderungan interaksi masyarakat urban hanya seputar perkotaan dan lingkungan absolut padat masyarakat kota.
Penjelasannya begini, ada beberapa hal mendasar yang membuat masyarakat urban memilih untuk Forest Healing adalah Urbanisasi, kemajuan teknologi, keramaian dan kehidupan yang serba cepat. Selain itu faktor psikologi, fisiologis, sosiologis dan lainnya juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat urban.
Seperti gaya hidup orang yang tinggal di kota telah terbukti menghasilkan emosi negatif seperti depresi, rasa sakit dan kecemasan (anxiety). Hal ini menjadi dasar perlunya penduduk perkotaan untuk Forest Healing. Bahwa berinteraksi dengan alam membantu mengurangi stres serta meningkatkan fungsi fisiologis manusia.
Fakta lain tentang Forest Healing adalah metode ini disebut mampu meningkatkan fungsi fisiologis dan psikologis bagi penderita penyakit kronis. Studi terbaru menunjukkan bahwa Forest Healing dapat menurunkan depresi dan kecemasan, mengurangi tekanan darah dengan menstabilkan sistem saraf otonom pada lansia penderita demensia.
Efek lain pada wanita paruh baya penderita sindrom metabolik ditemukannya memiliki efek positif pada respons insulin, denyut nadi, penanda stres oksidatif dan tingkat hormon stres. Pada penderita kanker, efek Forest Healing lebih menekan pada perbaikan kualitas tidur, pereda kecemasan, depresi dan penurunan stress.